Selasa, 06 November 2012



1.Proses terbentuknya Polis-polis di Yunani Kuno
          
             Sejarah polis-polis Yunani dibagi kedalam tiga periode, periodisasi ini dihitung dalam ratusan tahun. Periode pertama sampai dengan 800 SM adalah zaman pembentukan negara-negara kota. Orang-orang Yunani mengkonsolidasikan kontrol mereka atas wilayah-wilayah yang diperoleh dari orang-orang Angea. Periode kedua yaitu dari 800 SM sampai 600 SM merupakan abad kolonisasi, dimana polis-polis itu mulai cukup kuat untuk mengadakan program ekspansi ke lur negeri secara ambisius. Periode ketiga yaitu dari 600 SM sampai 400 SM adalah zaman kejayaan Polis-polis  dimana peradaban Yunani mencapai puncak keemasan. Dalam periode ini perkembangan ekonomi, sosial dan politik mencapai puncaknya. Periode terakhir setelah 400 SM, Yunani mengalami kemunduran yang sangat drastis dibidang politik. Pada pertengahan kedua sekitar abad 4 SM, polis-polis di Yunani kehilangan seluruh kemerdekaannya dan menjadi bagian dari Kerajaan Macedonia yang diperintah oleh Iskandar Agung. Dua abad berikutnya polis-polis jatuh ketangan kekuasaan Kekaisaran Romawi.
          
           Polis atau Negara Kota adalah wilayah-wilayah yang pada masa kini kurang lebih seperti Negara Bagian ataupun provinsi dengan Negara induknya Yunani.Pada awalanya daerah-daerah di Yunani kuno hanya berupa koloni-koloni Kecil yang saling menaklukkan.Hingga pada akhirnya Koloni-koloni penakluk ini mulai menyatukan wilayahnya dengan koloni-koloni taklukan tersebut.Penyatuan ini merupakan cikal bakal terbentuknya Polis-polis di yunani kuno. Pada sejarah Yunani Kuno terdapat tiga Polis yang terkenal yaitu Athena,Sparta dan Thebes. Namun polis yang berpengaruh besar di Yunani pada masa itu adalah Athena dan Sparta.

2.Perbedaan Polis Athena dan Sparta
 Bangsa Sparta adalah orang-orang yang senang sekali perang dan suka menaklukan daerah-daerah di sekitarnya, dengan kata lain Sparta menerapkan sistem militer didalam sistem Pemerintahannya. Pertama mereka menaklukan Messenia, lalu Arkadia, Argos, dan dengan demikian menjadikan Sparta berkuasa di Peloponnesos. Sparta menerapkan sistem oligarki, dengan dua raja yang saling berbagi kekuasaan, lima efor(ephor) atau penasehat yang memegang kekuasaan cukup besar.
                                           Peta Kekuasan Sparta

Sedangkan Sistem pemerintahan Athena adalah demokrasi, di mana setiap warga negara terlibat langsung dalam aktivitas pelaksanaan politik, seperti pembentukan kebijakan publik serta pelaksanaannya. Kehidupan di Athena berbeda dengan di Sparta. Jika warga Sparta mempunyai kewajiban untuk tugas-tugas pemerintahan dan pertahanannegara maka warga Athena dalam suasana demokrasi memilikikemerdekaan berpikir, berpendapat serta maju dalam bidang politik,ekonomi, seni pahat, seni bangunan maupun seni sastra.
Athena mengalami evolusi pemerintahan yang sempurna semula golonganaristokrat(bangsawan) mengesahkan kekuasaan oligarkhi(pemerintahan di tangan sekelompok orang). Kemudian beralih kesistem pemerintahan tirany (pemegang kekuasaan di tangan satu orang yang berkuasa penuh)kemudian berubah lagi menjadi sistem demokrasi. Athena terbagi menjadi 100 deme atau wilayah pemerintahan lokal (dalam beberapa hal dapat disamakan dengan kabupaten pada masa kini) yang dipimpin oleh perwakilan warga dan mayor yang dipilih.
 Deme mengatur urusan-urusan lokal kerumahtanggaan, mengumpulkan pajak-pajak tertentu untuk pemerintah pusatmelaksanakan proses hukum terhadap beberapa persoalan kecil, dan mengawasi daftar kewarganegaraan. Selain itu deme menjadi unit-unit pemilihan untuk memilih nominasi kandidat Dewan, hakim atau juri di pengadilan. 
                                                       Peta Kekuasaan Athena

                                        



2 komentar: